Tiga Kesalahan Mahasiswa Baru
Oleh: M. Izzul Aroby*
Pesantren Nuris – Memasuki masa-masa peralihan dari siswa menjadi mahasiswa baru tentu menjadi salah satu momen yang membanggakan. Rentang bulan Juli hingga September 2018 ini sedang musim-musimnya. Ibarat musim duren pasca panen mangga di bulan lalu. Penulis mengucapkan selamat kepada seluruh mahasiswa baru di seluruh nusantara yang telah mencapai tingkatan ini di kampus impian masing-masing, terkhusus alumni Nuris Jember. Selamat berproses dan membungkus mimpi erat-erat serta bersiap lepas landai dalam pacuan kenyataan. Namun, perlu diperhatikan bahwa mahasiswa baru bukan sekadar asal untuk fokus pada mimpi tetapi harus berprinsip agar mimpi itu total kita wujudkan. Berikut ini adalah catatan-catatan tentang mahasiswa baru.
(baca juga: Perancis Juara Dunia 2018; Negara (bukan) “Ekspansi” Muslim dan Pesan Harmonisasi Kultural)
Pertama, Terlalu banyak ikut organisasi
Mahasiswa baru merupakan sasaran empuk para organisatoris kampus. Mereka berlomba lomba untuk menggaet mahasiswa baru mengikuti organisasinya. Berbagai tawaran dilontarkan. Tidak ada kecap yang nomer dua. Semua organisasi menyebut dirinya pantas untuk dijadikan labuhan para mahasiswa baru.
Pun demikian mahasiswa baru. Berbekal semnagat membara, banyak oraganisasi dan kegiatan diikuti. Menjadi manusia super sibuk. Lalu bagaimanakah kelanjutannya ? dapat dipastikan, mahasiswa yang mengikuti oraganisasi lebih dari tiga akan mengalami kesulitan dalam memanajemen waktu.
Alangkah baiknya jika mahasiswa mengikuti dua atau maksimal tiga organisasi yang sesuai dengan passion dan impiannya. Sangat rugi sekali jika hanya mengikuti organisasi karena ikut-ikutan teman maupun tergiur iming iming semu tanpa mengetahui potensi diri.
(baca juga: Pemuda Berbudaya Santri, Berpikiran Modern)
Kedua, Salah memilih teman
Teman adalah harta istimewa dan berharga. Bak pisau bermata dua. Teman yang baik akan membawa pada hal positif, begitupun sebaliknya. Alangkah baiknya untuk berteman denagn siapapun tanpa memandang suku ras maupun agama. Namun pilihlah sahabat yang dapat memotivasi dikala berada dititik nadir. Konon ada sebah syair yang digubah sangat indah :
“Jika inginkau lihat tabiat seseorang, lihatlah siapa kawannya. Karena teman adalah cerminan dari sesorang” ( Al-Ala )
Ketiga, Impian yang tidak terencana.
Bermimpilah setinggi langit, niscaya engkau akan jatuh diantara bintang bintang. Tidak ada yang salah dengan ungkapan pak karno tersebut, ungkapan yang sangat memotivasi kaum muda. Akan tetapi maju perang tanpa mengetahui potensi diri dan medan peperangan hanya kan mengakibatkan mati konyol. Begitulah kata sun szu. Perencanaan yang tidak baik hanya akan mengakibatkan hasil yang tidak maksimal. Pahami potensi diri, amati medan perguruan tinggi, tentukan rencana. Action-lah secara maksimal. Serahkan semua hasilnya pada yang kuasa.
Untuk semua mahasiswa baru. Kuhaturkan sugeng rawuh. Mugi pinaring joyo lan lancar.
Penulis adalah alumni MA Unggulan Nuris tahun lulus 2017, kini aktif sebagai mahasiswa di Polije