Penulis: M. Ulil Albab*
Beberapa tahun terakhir kaum muslim khususnya yang ada di Indonesia acap kali dibincangkan mengenai busana yang mereka kenakan. Pasalnya mereka lebih bangga menggunakan busana yang condong terhadap budaya barat yang konotasinya bisa dikatakan membuka atau menujukkan area badan yang dilarang oleh Islam.
Bahkan, yang lebih parah mereka menganggap pakaian yang menutup aurat adalah pakaian yang kuno dan tak layak pakai. Maka menjadi sangat penting bagi kaum muslim khususnya bagi para pemuda islam untuk mengerti meskipun hanya sebuah busana hal itu menjadi sangat penting bagis simbol sebuah agama. Karena jika saja menanggapi hal semacam itu adalah golongan islam garis keras maka mereka tidak segan-segan mengklaim kafir karena menganggap hal itu menyerupai kaum kafir.
(Baca juga: Asal muasal masuknya peci di Indonesia)
Islam adalah agama yang menjadi rahmat bagi seluruh alam. Salah satu manfaat mengapa Islam sangat ketat dalam segi busana khususnya bagi kaum wanita adalah untuk menghindarkan kaum wanita dari kejahatan yang senantiasa mengintainya.
Faktanya, salah satu faktor laki-laki berani melakukan kejahatan seksual terhadap wanita adalah didasarkan pada yang dilihatnya terlebih dahulu. Jika seorang laki-laki melihat perempuan yang menutup seluruh anggota badannya dengan benar, secara otomatis laki-laki itu tidak akan tertarik untuk melakukan kejahatan seksual terhadap perempuan itu. Begitupun sebaliknya, jika seorang wanita memakai busana yang membuka dan menunjukkan bentuk tubuhnya maka seorang laki-laki akan terdorong umtuk melakukan kejahatan seksual terhadap wanita tersebut.
Seharusnya pemuda-pemudi Islam harus bisa melihat dampak besar yang tersembunyi di balik aturan berpakaian dalam Islam. Mayoritas dari mereka hanya berfikir bahwa busana ala Islam cenderung kurang mengikuti zaman, lebih-lebih di zaman globalisasi yang perkembangannya sangat pesat ini, yang mana budaya-budaya luar dengan mudah keluar masuk dan tidak hanya berdampak terhadap agama tetapi juga terhadap moralitas suatu bangsa.
Sebenarnya aktivis-aktivis Islam sudah menemukan banyak cara untuk membuat busana Islam tidak kalah saing dengan busana-busana barat. Seperti dengan diadakannya fashion Ilsami, didirikannya butik busana Islam yang tidak kalah saing di pasar internasional, busana yang disponsori oleh artis ternama, dan banyak lagi upaya yang lainnya. Maka dengan munculnya persaingan-persaingan semacam itu sudah cukup kuat unutuk menjawab pandangan orang mengenai busana Islam yang kata mereka kurang mengikuti perkembangan zaman.
(Baca juga: Manfaat menguap bagi kesehatan)
Langkah selanjutnya yang harus diambil oleh orang Islam adalah untuk menyadarkan terhadap orang Islam akan bahayanya memakai busana yang tidak diperkenankan oleh Islam. Karena hal itu tidak hanya berdampak bagi setiap individu, melainkan juga berdampak terhadap nilai-nilai keislaman dan juga islam itu sendiri. Islam nantinya akan dicap sebagai agama yang tidak bisa menanamkan ajarannya dengan benar.
Maka dengan sebab itu diharapkan bagi pembesar serta muballigh islam untuk ikut serta dalam menangani problematika busana kaum muslim. Mereka harus kembali menyadarkan kepada seluruh umat Islam akan pentingnya berpakaian ala Islam yang benar. Dan mereka juga harus menyadarkan mengenai dampak-dampak yang ditimbulkan meski hanya melalui sebuah busana yang dikenakan. Karena mereka adalah orang-orang yang sangat berpengaruh bagi umat Islam itu sendiri.
Akan lebih baik jika setiap orang tua yang beragama Islam untuk senantiasa menanamkan ajaran-ajaran islam kepada setiap anak mereka mulai dari usia dini. Karena apa yang diajarkan kepada anak di waktu kecil itu akan sangat membekas hingga ia dewasa. Kemudian mereka juga hendaknya memberi contoh tentang bagaimana memakai busana, etika-etika, dan juga berperilaku menjadi muslim yang baik. Karena, meskipun mereka setiap hari mendapat pengajaran islam tetapi mereka melihat orang tua atau keluarga mereka masih belum melakukan ajaran itu sendiri, maka ajaran itu tidak akan pernah terpakai oleh si anak. Dan pengawasan orang tua terhadap lingkungan bermain anak itu juga sngat berdamapak besar. Karena pendidikan karakter anak juga tercipta dari lingkungan bermainnya.
Pihak terakhir yang juga sangat berperan adalah lingkungan belajar atau sekolah. Di sana hendaknya setiap siswa muslim senantiasa diberikan pengajaran islam serta penanaman moral islam yang juga akan membentuk karakter siswa. Faktanya, masih banyak guru-guru yang beragama islam tetapi busana yang mereka kenakan tidak ada kesan islamnya sama sekali. Bahkan tidak sedikit dari mereka menjadi sasaran siswa untuk menggoda mereka, atau bahkan juga ada dari siswa yang berani melakukan kejahatan seksual terhadap mereka. Hal itu tidak lain disebabkan karena busana yang mereka kenakan sangat bertentangan dengan ajaran islam, sehingga para siswa tidak berfikir panjang untuk melampiaskan nafsu berahi mereka. Oleh karena itu sekolah-sekolah yang mayoritas warganya adalah islam, diharapkan untuk lebih menerapkan nilai-nilai keislaman, salah satunya adalah mengenai busana.
Indonesia yang 90% lebih warga negaranya adalah muslim, diharapkan untuk kedepannya bisa lebih menanamkan ajaran-ajaran yang terkandung dalam Islam. Lebih-lebih bisa menjadi panutan bagi Negara-negara tetangga yang penduduknya juga mayoritas Islam. Bukan malah menjadi bahan bulian karena tidak bisa menanamkan ajaran Islam dengan benar. Setidaknya dalam penerapan busana ala Islam.
Penulis merupakan siswa kelas XI PK MA Unggulan Nuris yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik