“Gandrung Melarung Mendung” Tali Jiwa Santri dan Literasi

Judul Buku   :Gandrung Melarung Mendung
Pengarang    : Ayu Novita Sari
Penerbit        : CV. Sulur Pustaka Grup
Tahun Terbit : 2019
Halaman       : 206 hlm, 14 x 21 cm
ISBN            : 978-602-5803-56-7
Peresensi      : Nashru Dhiya Al-Haramain*

“Gandrung Melarung Mendung” adalah sebuah antologi cerpen dari seorangb santriwati bernama Ayu Novita Sari, santri kelahiran Banyuwangi ini sangat hobi dalam menulis dan membaca. Selama menempuh bangku SMA banyak torehan prestasi yang ia dapat dalam berbagai ajang tertentu. Salah satu prestasi yang cukup membanggakan adalah juara 3 cipta dan baca cerpen se-Jawa Timur, dengan cerpen yang berjudul “Pengubur Mendung”.

Buku ini berisi antologi cerpen yang sebagian judulnya isinya bernuansa pesantren, budaya, serta cerita mitologi daerah. Cerita yang lebih mendominan dalam buku ini, salah satunya adalah kisah seorang santriwati yang bernama Aisyi.

(Baca juga: bedah buku trilogi maha guru bulan di atas kabah)

Dia salah seorang santriwati yang kurang mampu perekonomiannya. Suatu hari Aisyi bertemu dengan seorang perempuan paruh baya yang menawarkan pekerjaan dengan gaji yang menjanjikan, hingga suatu hari Aisyi menerima tawaran pekerjaan tersebut, yaitu sebagai pengedar narkoba. Suatu hari Aisyi sedang mengantarkan pesanan barang tersebut di sebuah kontrakan dan Aisyi hampir kehilangan harga dirinya, hingga berdampak buruk kepada saudara kembar seirasnya Aisyah cerita ini sangat menarik untuk semua kalangan, cerita ini membuka kita kepada nuansa pesantren dan kriminalitas.

Apalagi buku ini menceritakan kisah seorang santri yang dikemas seharu mungkin yang digambarkan oleh Ayu Novita Sari dalam buku “Gandrung Melarung Mendung”. Keunggulan buku antologi cerpen “Gandrung Melarung Mendung” terdapat pada tema yang diambil, dan sajak-sajak yang menarik untuk kita baca, hal ini yang juga dapat menarik minat baca kita dan menuntut pembaca untuk lebih memahami lebih banyak kosa kata Bahasa Indonesia. Bahasa yang digunakan cukup jelas dan tidak berbelit-belit.

Dengan tambahan foot note dalam setiap istilah yang mungkin sulit untuk dipahami atau jarang didengar. Gambar yang disajikan dalam setiap permulaan bab juga menarik dan serasi dengan apa yang akan diceritakan.

(Baca juga: buku tentang cara berbisnis ala rasulullah)

Kelamahan buku antologi cerpen “Gandrung Melarung Mendung” terdapat pada salah satu syair yang berjudul ‘wahyu kolo sebo’ yang menggunakan kosa kata Bahasa Jawa yang terdengar asing di telinga pembaca, terutama kalangan pembaca yang tidak mengerti Bahasa Jawa. Dalam segi cover, buku ini kurang rapi dalam penataan gambar, cover depan maupun belakang yang dapat mengurangi minat pembeli buku ini jika diperjual belikan.       

Buku antologi cerpen “Gandrung Melarung Mendung” menarik untuk dibaca dan sangat direkomendasikan untuk semua kalangan karena mampu mencampur adukkan beberapa genre atau tema yang berbeda yaitu nuansa pesantren, kriminalitas, budaya, dan mitologi daerah yang melengkapi menariknya buku tersebut, kosa kata yang asing didengar oleh telinga yang akan menambah wawasan akan kekayaan bahasa. Buku ini cocok dibaca di waktu kapanpun . dengan ceritanya yang ringkas dan menarik dan tidak banyak memakan waktu.

Penulis merupakan siswa kelas XI PK MA Unggulan Nuris yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik

Related Post