Yuk Kita Lihat Pendapat Mereka Mengenai New Normal!

Penulis: Muhammad Qorib Hamdani*

Memijakkan kaki di bumi pertiwi, lalu terdengar suara mereka yang berkoar menyatakan cibiran untuk wabah pandemi ini.

Assalamualaikum sahabat santri, semoga selalu dalam lindungan Allah, amin. Disini Muhammad Qorib Hamdani sebagai Tim Jurnalitik akan mewawancarai sahabat santri yang telah mendengar banyak kata tentang ‘New Normal’.

Apa yang dikatakan mereka? Apakah mereka hanya mencibir tapi tak bisa mengikuti protokol kesehatan? Atau mungkin acuh tak acuh? Penasaran? Yuk, baca lebih lanjut wawancara sahabat santri mengenai ‘New Normal’!

Bagaimana pendapat anda mengenai ‘New Normal’?

“Saya sangat setuju dengan adanya New Normal, karena melihat masyarakat yang krisis ekonomi namun kebutuhan yang diperlukan sangat banyak, berhubung adanya corona mereka berhenti bekerja. Lantas jika dipikir-pikir, mereka ingin makan apa jika mereka tidak boleh bekerja. Tambahan, jika mereka ingin menggunakan New Normal maka protokolkesehatan pun juga harus dilaksanakan.” (Ahmad Fahmi Al-Mahdiyyin, PAM Internal MTs Unggulan Nuris)

(Baca juga: Tegar Ramadani: Cara Mengatasi Kegagalan Adalah Ikut Lomba Lagi)

New Normal  bukan berarti berjalan seperti biasanya, namun menuju tatanan budaya baru. Maksudnya adalah menjalani kegiatan seperti biasanya dengan budaya baru, yaitu menggunakan protokol kesehatan.” (Tegar Ramadani, Ketua KIR Nuris)

“Sebagai santri saya harus bisa menyampaikan tentang new normal, karena lingkup pesantren adalah lingkup yang mempunyai jargon ‘satu untuk semua’. Dengan jargon ini dan juga adanya pandemi yang menyebar lewat benda yang ada di pesantren ditakutkan terkena. New normal adalah menjalankan kagiatan dengan diiringi protokol kesehatan.” (Muhammad Hasbi Farih, PAM Internal MTs Unggulan Nuris)

“Adanya new normal bukan berarti menjalankan kegiatan seperti biasanya namun harus diiringin dengan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah khususnya kalangan pesantren” (Amynatuz Zuhriyah, Ketua M-Sains Nuris)

(Baca juga: Seperti apa sosok kartini milenial?)

“Dilihat dari segi arti new normal adalah kebebasan yang baru, maksudnya yaitu menjalankan kegiatan seperti biasanya dengan menggunakan protokol kesehatan. Juga saya sangat setuju dengan adanya new normal karena mereka yang mempunyai gaji minim dan cukup untuk dimakan setelah mendapatkan gaji tersebut tidak memungkinkan untuk berhenti bekerja selama pandemi.” (Rintan Setyo Minarti, Ketua Jurnalistik Putri)

Sumber gambar: madaninews.id

Penulis merupakan siswa kelas XI PK MA Unggulan Nuris yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik

Related Post