Mempelajari Bagaimana Memanusiakan Manusia, Alumni Ini Bercita-Cita Menjadi Peksos Medis

“Belajar menjadi orang dewasa bukan pada waktunya merupakan hal menarik yang prosesnya tidak akan pernah saya lupakan”

Saat di wawancarai sebut saja Nia yang memiliki nama panjang Husniatul Hasanah ini sedang beraktivitas seperti biasanya. Alumni SMA Nuris angkatan 2020 yang ternyata jurusan IPS ini cukup berprestasi karena kerap kali mengikuti beberapa perlombaan Karya Ilmiah Remaja (KIR) Semasa SMA. Perempuan yang lahir di tanah Pandhalungan Jember pada tanggal 20 November 2002 ternyata juga menyukai karya sastra visual Web Toon.

Bertempat tinggal di Jln. Mawar GG Anggur, Biting, Arjasa, Jember dekat dengan Pesantren Nuris Jember merupakan salah satu alasan Nia untuk mengabdi, tetapi niat dan alasan kuatnya yaitu, “saya mengabdi karena akan ada banyak pengalaman yang akan saya terima dan dengan mengabdi saya juga bisa menerapkan apa yang sudah saya pelajari ketika kuliah. Berbagi ilmu dan pikiran dengan orang lain merupakan salah satu pengalaman yang baik bagi saya”.

Masuk jalur SNMPTN di Jurusan Ilmu Kesejahtetaan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Jember, menggerakkan perempuan ini untuk memiliki impian menjadi seorang Pekerja Sosial atau Peksos Medis. Memilih jurusan Ilmu Kesejahtetaan Sosial bukan merupakan hal yang kebetulan tetapi, “karena jurusan IKS merupakan salah satu jurusan yang mempelajari bagaimana kita memanusiakan manusia. Mempelajari ruang yang lebih besar tentang masalah dan solusi yang terjadi di sekitar masyarakat” ucap Nia.

(baca juga: Dinamis dalam Melakukan Dua Pekerjaan sekaligus, Alumni Cantik ini Calon Ners Spesialis Anak)

Menjabatan sebagai bendahara pondok juga sekaligus sekretaris umum Tim Redaksi Majalah Nuris tidak membuatnya surut dalam membagi waktu antara pendidikan, karier, dan pengabdiannya.

Bukan hanya itu saja, Nia juga mengajar diniyah mata pelajaran safinah atau Fiqh. Proses dalam hal manajemen waktu pernah membuatnya bingung “ketika semester 1 saya masih belum bisa membagi waktu antara pondok dan kuliah, tapi lambat laun saya mempelajari bagaimana caranya.”

“Dukanya karna tidak bisa membagi waktu itu sendiri, dukanya saya sering nangis karena banyak sekali tugas dan tidak dapat membagi waktu dengan baik. Tetapi sekarang sudah bisa menjalaninya, ya yang namanya proses dan butuh sakit untuk terus tumbuh memang,” imbuhnya.

Kisah menarik ini membuat Nia dapat belajar menjadi orang dewasa bukan pada waktunya dengan segala rutinitas yang terus membuat dia berpikir dan menemukan gagasan-gagasan baru. Membagi pikiran dengan orang lain dan bisa berjalan bersama dengan banyak kepala.[ANS/RED]

Nama              : Husniatul Hasanah
Lembaga        : SMA Nuris Jember, jurusan IPA, tahun 2020
Kuliah                        : Universitas Jember, Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial

Related Post