Penulis: Muhammad Qorib Hamdani*
“Berharap agar semua orang mendapatkan kemuliaan dalam malam lailatul qadar, sang senja membantu untuk mereka mendapatkannya dengan berkontribusi dengan malam. Marhaban ya syahru Ramadhan.”
Kecintaan mereka terbumbung tinggi terbawa kerinduan padaNya dan RasulNya, sehingga mereka tak ingin membuang waktu untuk menggapai kemuliaan yang ada di Bulan Ramadhan yaitu malam Lailatul qadar. Lantas apa yang mereka ingin dapatkan darinya? Ternyata malam lailatul qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu malam turunnya para Malaikat yang diotoriteri oleh Malaikat Jibril atas izinNya. Malam yang penuh kebahagiaan hingg menjelang terbitnya fajar yang berkumandang di ufuk timur.
Curah air mata selalu hadir dalam malam ini mereka bercinta dengan kasihNya mengaharapkan cintaNya. Lalu dimana kita akan mendapatkan kemuliaan itu? Apakah ada ciri-ciri dalam malam itu? Konon banyak yang mengatakan bahwasannya malam lailatul qadar jatuh di 10 terakhir bulan Ramadhan.
(Baca juga:puasa di masa pandemi bikin boring? ini dia tipsnya)
Untuk mengetahui malam itu adalah malam lailatul qadar Rasulullah bersabda, “Malam Lailatul Qadar bersih, tidak sejuk, tidak panas, tidak berawan padanya, tidak hujan, tidak ada angin, tidak bersinar bintang dan daripada alamat siangnya terbit matahari dan tiada cahaya padanya (suram).”
Bagi muslim sejati pastinya keinginan untuk mendapatkan malam ini tentunya sangat membumbung tinggi. Lalu bagaimana untuk mendapatkan malam lailatul qadar tersebut? Apakah ada amalan-amalan tertentu untuk mendapatkan malam lailatul qadar? Yuk simak tips di bawah ini cara mendapatkan malam lailatul qadar.
Pertama, bersungguh-sungguhlah dalam mendapatkan malam itu dengan menundukkan diri kepada Allah dan beribadah kepada Allah saat malam lailatul qadar. Allah subhanallahu waa taála berfirman, “Barang siapa melaksanakan ibadah pada malam Lailatul Qadar dengan didasari keimanan dan harapan untuk mendapatkan keridhaan Allah, maka dosa-dosanya yang lalu akan diampuni.” (HR Sahihaini)
(Baca juga: yuk sambut ramadhanmu dengan ceria simak tipsnya ya)
Kedua, bermujahadah dalam beribadah layaknya Rasulullah, Sungguh, Rasul tercinta pada 10 hari terakhir dari bulan Ramadhan, lebih bermujahadah melebihi kesungguhan beliau di waktu lainnya.” (HR Muslim). Hal itu bias dicontohkan dengan menapaki hidup yang sederhana seperti Menahan hawa nafsu di saat berpuasa, tarawih tanpa putus walaupun dengan satu rakaat.
Ketiga, jagalah ibadah di malam lailatul qadar, jangan melakukan sesuatu yang tidak penting bagi diri kita dan apa-apa yang menjerumuskan diri kita di lubang maksiat. Tumpahkanlah air matamu dengan rasa rindu yang mengalir dalam setiap hembusan nafasmu dengan sangat dibubuhkan rasa cinta padaNya.
Benang merah haruslah kita ikat dengan penjelasan yang lebih pada perintah untuk mengikuti langkah-langkah di atas dengan rasa cinta kepadaNya. Semoga Allah dan baginda nabi mendengar rintihan sendu rindu orang-orang yang mengeluarkan pilu oleh hati yang ikhlas.
Penulis merupakan alumni MA Unggulan Nuris
sumber gambar: www.cahayaislam.id