Suka Menulis Puisi dan Cerpen, Santri Pandai Membaca Kitab Kuning ini Multitalenta
Pesantren Nuris – Pelajar MA Unggulan Nuris tak hanya turut serta memeriahkan ajang bergengsi Jember Berpantun tahun 2024 sebagai peserta saja, tetapi justru ia berhasil memenanginya usai bersaing ketat dengan ratusan peserta se-Kabupaten Jember pada Jumat, 29 November 2024 kemarin.
Restu Maesha P.W., pelajar kelas XI Agama 1 MA Unggulan Nuris, berhasil meraih juara 3 lomba kreasi pantun bertajuk Jember Berpantung 2024 yang diselenggarakan oleh Rumah Budaya Pandhalungan dan Dinas Pariwisata Kabupaten Jember.
Sebelum didapuk menjadi pemenang, ia harus melewati babak penyisihan secara daring dengan membawakan pantun karangannya melalui video. Tampak ratusan peserta secara umum turut serta mengikuti perlombaan yang konon telah berlangsung selama dua tahun terakhir ini.
Pelajar MA Unggulan Nuris asal Kencong, Jember ini berhasil menjadi finalis 10 terbaik. Ia harus menampilkan kreasi pantun bertema Budaya Jember sebagai khas Pandhalungan ini di hadapan dewan juri secara langsung bersama 9 peserta finalis lainnya.
(baca juga: Lewati Babak Krusial, Dua Pelajar MA Unggulan Nuris Juara Olimpiade Kimia MGMP Kimia Jember 2024)
“Sebelum lomba ini ya pasti ada persiapannya. Meski lomba ini bersifat umum artinya tidak ada batasan usia untuk ikut, saya berani saja, kan bukan soal menangnya yang saya cari tetapi wujud menggaungkan cinta budaya Jember itu yang paling utama. Saya menulis 3 pantun tentang budaya khas Jember, utamanya lokalitas yang saya sendiri alami.” Tutur Restu, sapaan akrabnya.
Sebagai santri yang aktif dalam kegiatan penulisan kreatif sastra, menulis pantun terbilang tak terlalu sulit bagi Restu. Apalagi sebelumnya, ia kerap menulis puisi dan cerpen. Semangat kreativitasnya yang tinggi, Restu mengungkapkan kebanggaannya terhadap Jember melalui pantun dan orasi kreatif dalam melestarikan budaya Pandhalungan.
“Saat babak final ya grogi banget sebenarnya, sampai saya lupa untuk memperkenalkan diri yang biasanya saya lagukan dalam pembuatan video saat babak penyisihan. Mungkin ini bukan penilaian utama, saya fokus membawakan pantun saya dengan kreasi lagu, irama, dan ekspresi yang lebih wow. Alhamdulillah meski saingannya banyak yang dewasa masih diberi kesempatan juara 3.” Tambahnya.
Atas kemenangan ini, Restu membawa pulang piala juara ketiga, piagam juara, dan uang pembinaan sebesar Rp750.000,00. Ia tampak bangga dan senang sekali bisa memenangi lomba yang cukup ketat apalagi ini piala pertamanya saat berada di MA Unggulan Nuris. Kreativitas dan prestasi ini semakin membuktikan talentanya yang multi sebab ia tergolong santri unggulan kitab kuning, dan diamanahi sebagai pengurus di pesantren.[AF.Red]