Penulis: Tegar Ramadani*
Indonesia merupakan negara yang banyak akan kekayaan alamnya. Kekayaan itu tersebar dari sabang sampai merauke, yang tidak ada tandingan indahnya. Di sisi lain justru banyak sekali penduduk di Indonesia kurang sadar akan kekayaan itu, dan sebagian penduduk Indonesia kurang memanfaatkannya.
Menurut kabar akhir-akhir ini Indonesia dikejutkan sebuah pernyataan yang menyebutkan cadangan minyak di Indonesia hanya akan bertahan sekitar 10 tahun. Hal tersebut akan berdampak pada masyarakat Indonesia yang mayoritas penduduknya menggunakan minyak bumi dalam kehidupan sehari-hari.
(Baca juga: Limbah Daun Waru Bisa Jadi Energi Alternatif Benarkah?
Siswa-siswi SMA Nuris Jember kelas XI IPA yakni Tegar Ramadani, Deli Annisa Virca dan Rintan Setyo Minarto, Membuat sebuah produk ungulan berupa Bioetanol Dari kekayaan alam Indonesia yaitu berupa SDA daun waru dengan kombinasi limbah daun nanas. Produk ini diberi nama Birunas (Bioetanol daun waru dan daun nanas).
Dalam pembuatannya siswa-siswi ini membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu 4 hari dengan berbagai serangkaian proses. Mereka memilih daun waru karena daun waru memiki kandungan saponin yang dimana kandungan ini merupakan kandungan glikosida kompleks yang direaksian dengan ragi tape akan menghasilkan sebuah produk etanol yang memeiliki kualitas yang baik. Kemuadian mereka juga melakukan sebuah study yang dimana daun akan waru akan dicamprkan dengan limbah daun nanas untuk memperkaya kandungan etanolnya karena limbah daun nanas memeiliki kandunagan selulusa yang cukup tinggi yaitu sekitar 69,5-71,5%.
Proses yang dilakukan untuk membuat Birunas mencangkup 1) Observasi mengenai bahan, 2) Penyiapan alat dan bahan, 3) Penghalusan Bahan, 3) Proses fermentasi, 4) Pemisahan antara air dan kandungan etanol dengan cara destilasi 5) Pengujian lewat Laboratorium dan yang terakhir ialah pengujian pada alat sepeti kompor dan alat alat lain.
(Baca juga: Ingin Mudah Belajar KItab? Yuk Intip Tips Berikut)
Hasil yang didapatkan dari proses tersebut ialah bioetanol daun waru dengan warna coklat kemerahan, bioetanol limbah daun nanas dengan warna bening kehijauan dan Birunas dengan warna coklat kekuningan.
Tujuan dari peneliti mengkombinasikan kedua bahan yaitu untuk memperkaya kandungan etanol yang ada dalam produk bioetanol, dengan meningkatnya persentase kandungan etanol maka akan dihasilkan sebuah etanol yang bisa bertahan lama dalam pembakaran dan tidak menghasilkan asap yang berarti ramah lingkungan.
Setelah produk jadi kemudian siswa-siswi ini mengujinya di laboraturium kimia SMA Nuris Jember. Dengan hasil yang begitu memuaskan dengan kandungan dari bioetanol daun waru yaitu memeliki persentase kandungan 61%, kandungan bioetanol limbah daun nanas sekitar 64,5% dan kandungan Birunas 66,7%. Dengan keluarnya hasil tersebut bisa diraih kesimpulan bahwa Birunas memiliki kandungan etanol yang lebih tinggi dari kandunagan bioetano dari kedua banah tersebut.
Mereka juga menuturkan bahwa produk ini telah diuji dengan pembakaran pada kompor untuk memenaskan 1 liter air dengan waktu sekitar 7,1 menit, yang membuat lebih hebatnya lagi mereka membuat produk ini didasarkan pada kepedulian terhadap Indonesia yang kekurangan minyak bumi.
Penulis merupakan siswa kelas XI IPA SMA Nuris yang aktif di ekstrakurikuler karya tulis ilmiah