Penulis: Hilyatul Azhar
Sampai di usia kita sekarang ini, pastinnya telah banyak ilmu yang kita pelajari dan kita kuasai. Dengan harapan hidup ini akan menjadi lebih bermakna atas ilmu yang yang kita peroleh. Namun, ternyata tidak selamanya orang berilmu itu akan sampai pada derajat kebermaknaan hidup. Rasulullah Saw menerangkan dalam haditsnya yang artinya “orang yang paling keras siksanya di hari kiamat adalah orang alim yang tidak bermanfaat di sisi Allah segala ilmunya.” (HR. Baihaqi). Lalu, sudahkah kita memberi manfaat kepada orang lain? Bagaimanakah keadaan orang yang tidak mendapatkan manfaat atas ilmunya?
(baca juga: Temuan Ilmuwan Muslim yang Diklaim Barat)
Pertama, orang itu berilmu tetapi masih terjebak dalam keburukan. Selayaknya orang yang telah memiliki banyak ilmu, ia pasti akan berbuat lebih baik daripada orang yang masih dangkal ilmunya, karena ia lebih tahu ilmunya mana yang lebih baik dan mana yang buruk untuknya. Kedua, ilmunya tidak akan bertambah, karena kebarakahan ilmu itu ditandai dengan bertambagnya ilmu yang dimiliki.
Ketiga ilmu yang tidak membuahkan amal, yaitu mengetahui ilmu atas suatu perbuatan tersebut. Keempat, dia berilmu tapi enggan membagi ilmunya. Padahal Rasulullah Saw melarang umatnya untuk menyembunyikan sekecil apapun ilmu yang kita miliki. Kelima, dia berilmu tetapi malah menipu dan memperdaya, karena kebanyakan orang akan menggunakan kepintarannya untuk memperdaya dan menipu banyak orang.
(baca juga: Trik Memilih Hijab Sesuai Bentuk Wajah)
Oleh karena itu, kita sebagai orang yang berilmu diharuskan untuk mengamalkan sedikit apapun ilmu yang kita punya, karena apabila kita tidak mengamalkan akan berakibat buruk bagi diri kita sendiridan juga orang lain.
Penulis merupakan siswa MA Unggulan Nuris kelas XI PK A. Dia juga aktif sebagai anggota ekstrakurikuler Jurnalistik Website Pesantrennuris.net.