Kampung Batik Di Sudut Kota Pandhalungan
Oleh: Siti Nurul Aminah,S.Pd*
Akhir-akhir ini, Jember sedang gencar mempromosikan potensi wisata dan identitas diri sebagai kota Pandhalungan. Bukan kota Pandhalungan yang ingin dibahas, melainkan salah satu kampung di sudut kota Jember yang memiliki potensi wisata dan industri yang cukup menjajikan, yaitu Sumberjambe. Di kampung tersebut, sebagian besar penduduknya merupakan pengrajin batik tulis.
Kecamatan Sumberjambe terletak 45 km dari pusat kota Jember. Batas administrasi Kecamatan Sumberjambe adalah sebagai berikut. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Pujer (Kabupaten Bondowoso). Sebelah timur berbatasan dengan Gunung Raung (Kabupaten Banyuwangi). Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Ledokombo. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Sukowono.
(Baca juga: Pesantren Nuris Jember Launching Channel Nuris di Youtube, Tayangan Edukasi, Religi, dan Prestasi Masa Kini )
Walau tempatnya jauh dari pusat kota, bukan berarti daerah ini tidak memiliki potensi. Beberapa potensi unggulan yang ada di Kecamatan Sumberjambe terbagi dalam beberapa bidang. Pada bidang pertanian, daerah ini banyak menghasilkan padi, jagung, cabe, tomat, durian, rambutan, alpukat dan manggis. Pada bidang peternakan, kebanyakan masyaraktnya beternak sapi, domba dan itik. Bidang perkebunan, banyak menghasilkan tembakau, kopi, karet dan kakao. Sedangkan pada bidang industri, terdapat industri kecil pembuatan batik tulis.
Perkembangan industri pembuatan batik tulis di Kecamatan Sumberjambe tergolong pesat. Karena itulah, kecamatan ini mendapat sebutan “Kampung Batik.” Tidak hanya masyarakat Kabupaten Jember, seluruh penjuru negeri bahkan luar negeri pun mengenal kampung batik yang ada di Kabupaten Jember tersebut.
Bila kita berkunjung ke sana, awalnya kita hanya akan melihat beberapa hektar sawah yang terbentang sepanjang jalan, sepi, asri, dan beberapa lembaran kain yang dijemur dengan gambar dedaunan dengan corak warna yang beragam. Tak ada rutinitas pembatikan.
Namun demikian, saat kita mulai memasuki salah satu perkampungan, kita dapat melihat kegiatan membatik dan mewarnai kain putih. Usaha batik di Kecamatan Sumberjambe merupakan home industry sehingga pembatikan dilakukan di rumah warga masing-masing. Kemudian disetorkan pada salah satu agen untuk diwarnai dan dipasarkan.
Hampir semua pengrajin batik adalah perempuan, dari ibu rumah tangga hingga remaja. Para lelaki biasanya bertugas saat pewarnaan batik. Proses pembuatan batik tidak mudah, membutuhkan keuletan dan waktu berhari-hari sesuai dengan motif yang dibuat. Motif yang menjadi ciri khas batik Jember ini adalah motif daun tembakau. Hal itu sesuai dengan julukan kota Jember sebagai kota tembakau karena merupakan kota penghasil tembakau terbesar di Jawa Timur. Sebenarnya, tidak hanya motif daun tembakau yang dibuat, kita juga bisa menemukan motif dedaunan lainnya.
(Baca juga: International Education Fair 2017 dan Gebyar NGT di Bumi Pesantren Nuris Jember )
Selama ini mereka banyak melayani pesanan dari dalam kota maupun luar kota. Pesanan batik terbanyak datang dari instansi pemerintah. Sekarang bisa kita lihat pada seragam pegawai negeri di Kota Jember. Pemesanan kain batik dapat menghubungi salah satu agen di sana atau datang langsung ke Kecamatan Sumberjambe. Harga batik cukup variatif, sesuai dengan kain dan motif. Berkisar antara Rp 75.000,00 hingga Rp 300.000,00.
Bagaimana? tertarik untuk memesan batik atau berkunjung ke sana? Selama ini tidak sedikit orang yang datang untuk melihat-lihat proses pembuatan batik atau untuk belajar membatik. Mulai dari ibu-ibu PKK, anak sekolah dan mahasiswa. Kalau hanya sekedar melihat cara pembuatan batik tidak perlu bayar alias gratis. Tunggu apa lagi? Ayo ramai-ramai ke Sumberjambe. Hitung-hitung cari pengalaman dan tambah ilmu. Saran saya kalau ingin ke sana konfirmasi dahulu karena proses pewarnaan tidak dilakukan setiap hari. (SNA/RED)
*Staff Pengajar Bahasa dan Sastra Indonesia di MA Unggulan Nuris
