Halaman Pertama Buku Ramadlan dan Hari Buku Nasional 2018
Penulis: Achmad Faizal*
Pesantren Nuris – Kita baru saja menyelesaikan ibadah puasa hari pertama di Bulan Ramadlan 1439 H. Bagi sedikit kalangan, puasa pertama merupakan proses adaptasi, bahkan kesuksesan puasa di hari pertama akan menjadi penyemangat puasa-puasa di hari berikutnya. Tentu hal ini akan menjadi catatan amal ibadah bulan Ramadlan yang penuh berkah ini.
Ibadah puasa sangat spesial dengan tidak mengenyampingkan ibadah wajib lainnya. Berikut hadits-hadits yang penulis kutip mengenai keistimewaan ibadah puasa, diantaranya: pertama, Puasa adalah Penghalang dari Siksa Neraka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Puasa adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari api neraka,” (HR Ahmad).
Kedua, Puasa akan Memberikan Syafa’at bagi Orang yang Menjalankannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Puasa dan Al Qur’an itu akan memberikan syafa’at kepada seorang hamba pada hari kiamat nanti. Puasa akan berkata,’Wahai Tuhanku, saya telah menahannya dari makan dan nafsu syahwat, karenanya perkenankan aku untuk memberikan syafa’at kepadanya’. Dan Al Qur’an pula berkata, ’Saya telah melarangnya dari tidur pada malam hari, karenanya perkenankan aku untuk memberi syafa’at kepadanya.’ Beliau bersabda,’Maka syafa’at keduanya diperkenankan,” (HR Ahmad).
(baca juga: Sulaiman Hodja dan Paradoks Bangsa Indonesia Zaman Now)
ketiga, Orang yang Berpuasa akan Mendapatkan Pengampunan Dosa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni,” (HR Bukhori).
Selain itu, banyak pahala dan ganjaran yang akan didapatkan oleh hambanya yang beriman dan melaksanakan ibadah puasa. “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak misk,” (HR Bukhori).
Dalam riwayat lain dikatakan, “Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Setiap amalan manusia adalah untuknya kecuali puasa. Amalan puasa adalah untuk-Ku,” (HR Bukhori). Dalam kitab “Fadhâil Al-Asyhur Ats-Tsalâtsah”, tentang keutamaan bulan Ramadlan disebutkan secara khusus keutamaan pahala ibadah puasa di hari pertama yakni, Pada awal malam Ramadhan Allah SWT mengampuni semua dosa yang tersembunyi dan yang terang-terangan, meninggikan beribu-ribu derajat, membangun lima puluh ribu kota di surga untuk orang yang berpuasa. (Hari pertama sudah seperti itu, dosa-dosa kita akan diampuni dan ditinggikan derajatnya, jadi jangan sampai kita melewatkan puasa Ramadlan).
(baca juga: Pemuda dan Organisasi)
Sungguh beruntung dan bersyukur umat muslim yang diberi kesempatan melaksanakan ibadah puasa di bulan penuh barokah ini. Di lain kesempatan, awal puasa juga ada semangat lain yang ingin penulis sampaikan, apa itu? Ya, Hari Buku Nasional 2018. Sebab awal Ramdlan bertepatan pula dengan peringatan Hari Buku Nasional yang tepat jatuh pada tanggal 17 Mei 2018.
Jika Ramadlan juga dikenal dengan sebutan bulannya Alquran—dari sejarah awalnya turunnya Alquran yang diperingati setiap tanggal 17 bulan Ramadlan atau dikenal dengan Nuzulul Quran—maka bulan Mei juga dikenal dengan bulannya buku. Sepintas, agak sama bukan? Kedua unsur ini sama-sama memiliki semangat literasi demi pemberantasan kejahilan atau kebodohan dan kemajuan berpikir umat.
Serasa sangat istimewa sekali, seolah sekali mendayung sekian pulau terlampaui. Dengan semangat iqra’ ‘bacalah’ yang telah Allah SWT turunkan kepada Baginda Nabi Muhamma SAW sebagai ayat pertama yang turun (surah Al Alaq), maka mari kita wujudkan bulan Ramadlan/ bulan Mei ini menjadi lebih hidup dengan memperbanyak bacaan kita. Semakin banyak baca, semakin banyak kita tahu, semakin banyak kita tahu, maka semakin kaya pengetahuan kita. Semakin banyak pengetahuan kita, maka semakin bijak kita dalam menyelami kehidupan. Terlebih dengan semangat kita membaca Alquran, semakin banyak kita baca dan khatamkan semakin mulianya akhlak kita.
Inilah lembaran pertama puasa kita dalam bulan Ramadlan tahun 1439 H kali ini. Mari kita sama-sama menumbuhkan semangat literasi agar tercipta generasi dan peradaban yang maju, cerdas, dan bijak. Kita angkat kebodohan karena ketidaktahuan dan kelemahan daya baca kita di bumi pertiwi ini. Ingat, Indonesia berada di peringkat kedua dari bawah dalam hal daya baca di Dunia lo! Saatnya kita memulai.
*Staff pengajar Bahasa dan Sastra Indonesia di MA Unggulan Nuris