Penulis: Nanda Riski Istikomah*
Darah mengucur menyerukan keadilan
Mati dan menderita adalah kesehariannya
Bahkan mereka tak mengenal apa itu lelah
Rasa semangat tetap membara demi Indonesia merdeka
(Baca juga: ego)
Berkibar dalam syair sang saka
Ayat-ayat suci al-qur’an yang mereka kumandangkan
Menjadi pemicu tetap bertahan pada satu tujuan
Merdeka atau mati
(Baca juga: selendang merah)
Untukmu
pahlawan Indonesia
Entah terimakasih apa yang harus kami berikan
Hanya doa yang selalu kami panjatkan
Pahlawanku
engkau adalah guru tanpa sengaja
Terimakasih untuk semuanya hingga aku menjadi seperti sekarang
Sumber gambar: mathcyber1997.com
Penulis merupakan siswa kelas X SMA Nuris Jember yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik