Total Berkhidmah, Alumni Nuris Ini Komandan Pasus Hingga Kepala Asrama Pusat

Pesantren Nuris – Lukmanul Hakim, alumni SMK Nuris Jember tahun 2013 berkiprah besar terhadap almamaternya. Sosok pribadi yang supel dan friendly ini cukup familiar karena keistiqomahannya dalam berkhidmah untuk pesantren kebanggaan yakni, Pesantren Nuris Jember.

Banyak yang tak menyangka, Ustad Lukman—panggilan akrabnya di Pesantren Nuris Jember—masih muda dan aktif kuliah semester akhir di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember, jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Pasalnya, dia adalah pribadi yang dewasa dan berjiwa leadership yang mumpuni.

Tak heran, di sela kesibukannya dengan dunia perkuliahan, dia sanggup melakoni tugas dan tanggung jawabnya sebagai Komandan Pasus (Pasukan Khusus) di Pesantren Nuris Jember sejak 2015 hingga pertengahan tahun 2017.

(baca juga: Lulus Pascasarjana di IPB Bogor dengan Beasiswa, Alumni Nuris Ini Sangat Inspiratif)

Kewibawaan dan kharismanya mampu memikat Pengasuh Pesantren Nuris Jember, Gus Robith Qoshidi, sehingga mendapuknya menjadi pemimpin keamanan yang memiliki belasan anggota. Dia bersama anggotanya selalu siap mengamankan momen dan even skala kecil hingga besar sekali pun di pesantren. Sebab, Pesantren Nuris Jember tergolong “sibuk” dengan beragam acara taraf nasional dan internasional hingga pejabat negara.

Even tahunan yang sering diselenggarakan Yayasan Nurul Islam Jember seperti, Nuris Got Talent (NGT), haflah Imtihan, Reuni Bani Ruham, Beasiswa Unggulan, Nuris Excellent Camp, dan International Cultural Camp telah terbukti aman atas jasa Ustad Lukman dan pasukannya.

Termasuk pengamanan kunjungan tamu pejabat seperti Menteri Sosial RI (Khofifah Indar Parawansa), Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI (Moh. Natsir), Menteri Tenaga Kerja dan Tranmigrasi RI (Hanif Dhakiri), Menteri Pemuda dan Olahraga (Imam Nahrawi), Wakil Gubernur Jawa Timur (Gus Ipul), atau juga Kunjungan dari 9 Pelajar Negara Asing (Jerman, Portugal, Skotlandia, China, Jepang, India, Thailand, Malaysia, Myanmar).

(baca juga: Alumni Nuris Ini, Mahasiswa International Class Program di UIN Malang)

Bahkan, menurut Ustad yang memiliki hobi memancing dan bersepeda ini, yang paling membuatnya terkesan yakni, saat memimpin keamanan kunjungan orang nomor 1 di Indonesia. Siapa lagi kalau bukan Presiden Joko Widodo. Dia bekerja sama dengan Paspampres (Pasukan Pengamanan Presiden) mengawal kemanan Presiden Jokowi selama berada di Pesantren Nuris Jember.

Di balik beratnya tugas pengamanan di Pesantren Nuris Jember, tetapi perjaka kelahiran Jember, 26 Februari 1996 sangat bersahaja dalam berprinsip menjalani hidupnya. Tak muluk-muluk, cita-citanya sangat sederhana namun mulia yakni, menjadi seorang tenaga pendidik, guru. Baginya, sosok guru adalah mulia dan menjadi amalan yang dapat memperkaya kebaikan karena mengajarkan kesalehan dan bukan ajang menumpuk kekayaan materi belaka.

Dedikasi dan ketulusan dalam berkhidmah di Pesantren Nuris Jember tak diragukan lagi, kini dia dipercaya sebagai Kepala Asrama Pusat (Asrama Putra). Jabatan Komandan Pasus dipasrahkan kepada Ustad Rofiki Rifki. Tentu ini semakin berat, sebab momentum yang harus dia awasi bukan lagi sebatas insidental, melainkan setiap waktu mulai matahari terbit hingga terbenam dan seterusnya dalam mendidik dan mengontrol santri.

Ini adalah tantangan dan amanah yang patut saya syukuri karena dipercaya semoga saya mampu melaksanakan amanah. Ada sekitar tiga ratusan lebih santri yang berada di Asrama Pusat ini.” Ungkapnya.

(baca juga: Presiden Jokowi Letakkan Batu Pertama Pembangunan Masjid dan Asrama Putri PP Nuris Jember)

Bertambah besarnya amanah yang ditugaskan kepada Ustad Lukman sama sekali tak menyurutkan nyali, justru alumni SMK Nuris Jember jurusan TSM (Teknik Sepeda Motor) ini menganggapnya sebagai sarana belajar secara praktis. Menurutnya, belajar jadi guru itu bukan sekadar teori, melainkan praktik. Meski sibuk kuliah dan mengurusi skripsi, tidak membuatnya merasa terhambat akan tugasnya sebagai salah satu pengurus penting pesantren.

“Bagi saya mengabdi di pesantren adalah prinsip, saya yakin akan memberi manfaat dalam diri saya dalam menempa. Apa yang Kyai Muhyiddin ajarkan akan saya genggam teguh. Apa yang telah Nuris berikan ke saya akan saya abdikan. Karena ini melatih saya untuk siap terjun ke lingkup hidup sebenarnya yakni, masyarakat.”

Pemuda beralamat di Desa Cumedak, Sumberjamber, Jember ini menuturkan, “Belajar adalah proses yang terus-menerus untuk menemukan arah yang baik. Gunakan waktu untuk berproses menuju kebenaran. Pesantren lah tempatnya.” Tutupnya, berharap agar santri Pesantren Nuris Jember istiqomah berkhidmah.[AF.Red]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Related Post