Pesantren Nuris – Keaktifan dan kerajinan merupakan ciri khas dari lelaki kelahiran 1 Agustus 1999 ini. Kiprahnya dalam organisasi, tentu tidak perlu diragukan lagi M. Izzul Aroby namanya.
Tepat bulan juni 2011, ia mulai nyantri di Pesantren Nuris. Awalnya dia menuntut ilmu di MTs Unggulan Nuris hingga berlanjut di MA Unggulan Nuris.
Jiwa kepemimpinan lelaki asal Wuluhan ini memang sangat terlihat jelas. Sejak MTs, dia memang aktif dalam organisasi. Di MTs, ia menjadi anggota OSIM dan pernah menjabat sebagai ketua OSIM di MA Unggulan Nuris.
Bukan hanya aktif dalam organisasi, masalah kitab kuningpun ia jagonya. Saat menempuh pendidikan di MA, ia menjuarai lomba baca kitab kuning tingkat Nasional. Satu tahun menjelang kelulusan, ia termasuk salah satu santri yang terpilih untuk menjadi guru kader di asrama MTs putra Nurul Islam Jember.
Lelaki yang akrab disapa Izzul tersebut, Alhamdulillah diterima di Polije jurusan peternakan program pendidikan ternak melalui jalur PMDK prestasi. Alasan yang membuat dia memilih kuliah di Polije karena dia lebih suka praktekdaripada materi.
Jurusan peternakan dipilihnya karena ketika ia sudah dewasa nanti, ia ingin mengembangkan peternakan di desanya sendiri dan menjadi pengusaha di bidang peternakan agar Indonesia bisa mandiri di bidang peternakan, tidak perlu mengimpor daging maupun susu lagi.
“Saya sangat bangga pernah menyantri di Nuris dan saya berterimakasih kepada Pesantren Nuris, karena tanpa Nuris mungkin saya tidak akan seperti saat ini.
“Banyak sekali pelajaran dan pengalaman yang saya dapatkan di Nuris. Tidak hanya ilmu umum saja,ilmu agama pun juga terutama tentang Aswaja dan keorganisasian.” Ujar Izzul Aroby.
(Baca juga: Alumni Nuris Ini, Mahasiswa International Class Program di UIN Malang)
Lelaki ganteng tersebut berharap ketika ia sudah masuk di perguruan tinggi ialah bisa memegang keorgainisasian di kampus yang beraliran NU dan mengibarkan bendera Aswaja di sana.(IFF/RED)