Bintang Kejora

Apabila Anda bangun pagi dan melihat ke arah timur sebelum matahari terbit Anda akan melihat sebuah titik yang terang dan indah menghiasi langit pagi. Tak jarang juga di waktu yang lain jika kita melihat langit sebelah barat. Setelah matahari terbenam, kita akan melihat hal yang sama pula.

Banyak orang menyebutnya sebagai bintang Kejora. Orang Jawa yang menyebutnya sebagai Lintang Panjer Esuk. Bahkan, benda ini juga mempunyai tempat di hati orang Yunani. Orang Yunani menamainya dengan Venus atau Dewi Cinta karena benda ini sangatlah indah. Venus? Ya benda itu adalah Venus yang merupakan planet kedua dalam tata surya. Banyak orang yang salah sangka dengan menyebutnya sebagai bintang. Hal ini salah besar karena benda itu adalah sebuah planet yang sangat dekat dengan bumi karena albedonya sangat tinggi, maka planet ini terlihat sangat terang jika dilihat dari bumi seperti bintang.

(baca juga: Matahari Berjerawat?)

Sejak zaman pra sejarah planet ini sudah menjadi pusat perhatian bagi manusia. Bangsa Babilonia mencatat uraian tentang Venus dengan tulisan huruf paku seperti Ammi Saduqa. Bangsa Mesir kuno menyebut Venus sebagai dua benda langit yang berbeda karena muncul di dua waktu yang berbeda. Mereka menamai Tion Moutiru untuk Venus di pagi hari dan Ouatiri untuk yang muncul di sore hari. Baru pada abad ke- 6 SM. Phytagoras menyadari bahwa kedua bintang ini adalah benda langit yang sama yaitu Venus.

(baca juga: Keluarga Tata Surya)

Banyak nama yang diberikan oleh bangsa-bangsa di dunia seperti Noga “yang bersinar” yang diberikan oleh bangsa Ibrani, Chak Ek yang artinya “Bintang Besar” oleh bangsa Maya dan bangsa Maya menganggap bahwa Venus lebih penting daripada matahari oleh karena itu mereka menggunakan Chak Ek ini sebagai pertanda untuk menentukan saat-saat penting seperti dimulainya suatu peperangan.

 

Penulis artikel di atas Fajri Kholili Zain. Penulis merupakan siswa kelas XI IPA 1 SMA Nuris Jember  yang juga aktif sebagai anggota M-Sains bidang Astronomi.

Related Post