Musim Dingin Membuatmu Alergi? Yuk Kenali Penyebab Biduran Berikut!

Penulis: Rintan Setyo Minarti*

Salah satu penyakit alergi dingin yang sering dialami orang Indonesia adalah Biduran. Taukah kamu apa saja penyebab biduran? Dan bagaimana cara memgatasinya? Yuk simak kolom berikut!

Biduran adalah reaksi pada kulit yang ditandai dengan munculnya bentol berwarna kemerahan, yang disertai rasa gatal. Biduran atau nama ilmiahnya urtikaria dapat muncul di seluruh bagian tubuh dan terkadang muncul secara tiba-tiba.

(Baca juga: tips supaya betah di pesantren)

Ukuran bentol pun berbeda-beda. Umumnya biduran akan hilang dengan sendirinya atau diredakan dengan mengonsumsi obat-obatan. Namun pada beberapa kasus, biduran tidak kunjung hilang setelah beberapa minggu dan berulang. Kondisi ini dapat digolongkan sebagai biduran kronis.

Sedangkan penyebab dari dari biduran adalah reaksi alergi terhadap suatu benda atau zat yang mengakibatkan sistem imun mengeluarkan zat histamin. Zat histamin inilah yang menyebabkan timbulnya gejala-gejala biduran. Suhu dingin juga dapat menjadi faktor penyebab biduran.

(Baca juga:tips merawat rambut berhijab)

Selain reaksi alergi, biduran juga dapat timbul akibat stres, reaksi terhadap suhu panas, olahraga, infeksi, atau penyakit tertentu, seperti penyakit tiroid atau kanker.

Gejala biduran karena suhu dingin biasanya akan muncul segera setelah kulit terpapar dengan penurunan suhu secara drastis atau air yang dingin. Selain itu, kondisi yang lembab dan berangin juga dapat menyebabkan reaksi alergi dingin. Reaksi alergi ini dapat bertahan selama lebih kurang dua jam.

Namun pada umumnya, suhu dingin dapat memicu terjadinya pelepasan histamin dan senyawa kimia lain ke aliran darah. Bahan-bahan inilah yang kemudian menyebabkan warna kemerahan dan rasa gatal pada kulit, serta terkadang reaksi menyeluruh pada tubuh.

Biduran karena suhu dingin dapat diatasi dengan beberapa cara antara lain, dengan mengonsumsi obat-obatan, selain itu juga dapat dengan cara melindungi kulit dari paparan udara, air, atau benda yang dingin. Menghindari konsumsi makanan dan minuman dingin untuk mencegah tenggorokan, dan berkonsultasi dengan dokter mengenai perlu tidaknya mengonsumsi obat antihistamin, sebelum bepergian ke tempat yang cuacanya dingin.

Penulis merupakan siswa kelas XII IPA SMA Nuris Jember yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik

Related Post