Eksistensi Santri dalam Menjunjung Tinggi NKRI

penulis: Ali Maulana Akbar*

Peringatan Hari Santri kini sudah tiba kembali, di tahun 2020 para santri kembali merayakannya meskipun terasa berbeda karena dalam situasi pandemi. Meskipun demikian, tidak sama sekali menurunkan semangat para santri dalam hari santri tahun ini, kembali pada histori adanya hari santri, sebagaimana diketahui Presiden Joko Widodo resmi menetapkan hari santri pada tanggal 22 Oktober, penetapan ini di deklarasikan di Masjid Istiqlal dengan disaksikan ribuan santri yang hadir pada acara deklarasi tersebut. Penetapan hari santri ini bukan tidak ada alasannya, presiden mengungkapkan bahwa penetapan hari santri merupakan bentuk penghargaan negara kepada para santri dan ulama. Beliau mengatakan santri dan ulama memiliki peran yang sangat penting dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

“Sejarah telah mencatat peran besar para ulama, kiyai, para santri dalam masa perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia, NKRI dalam menjaga bhinneka tunggal ika dan selalu memandu ke jalan kebaikan, ke jalan kebenaran, ke jalan kemajuan,” kata Jokowi di Benteng Vastenburg, Solo, Sabtu (20/10/2018). (Isnanto, 2018)

Melihat dari pernyataan alasan presiden mendeklarasikan hari santri tersebut, beliau sangat optimis bahwa para santri dalam ikut serta membangun kemajuan NKRI sangat di harapkan, bukan hanya pendahulu yang mampu membela NKRI pada saat masa penjajahan, akan tetapi santri di era saat ini harus lebih mampu mengembangkan inovasi untuk negeri. Jika kita lihat kebelakang para santri dan kiyai secara totalitas menajaga NKRI. Bahkan Hadratussyekh KH. Hasyim Asyari memberikan slogan yang sudah sering kita dengar yaitu “Hubbul Wathon Minal Iman” Mencintai Negara merupakan bagian dari Iman. Jika kita lihat makna dari kata “Iman” merupakan suatu keyakinan dan kepercayaan ataupun ketetapan hati,  yang tidak mungkin apabila seseorang sudah beriman mengingkari keyakinannya itu, karena bisa di hukumi berdosa.

(baca juga: Indonesia Lindungi Semua Umat Beragama dan Berkeyakinan: Tegas Profesor Mahfud MD)

Para Ulama yang dinahkodai Hadratussyekh KH. Hasyim Asyari berkumpul dan menyepakati bahwa memperjuangkan kemerdekaan Indonesia sebagai Jihad, maka lahirlah nama “Resolusi Jihad”. Hal ini berhubungan dengan pertanyaan yang diberikan oleh presiden Soekarno melalui KH Wahid Hasyim kepada Hadratussyekh KH Hasyim Asyari hukum membela negara bagi setiap warga negara. Hadratussyekh mengungkapkan membela negara hukumnya fardlu ain/wajib bagi semua warga negara yang berada di radius 80 km dari kota Surabaya. Begitu juga para santri dengan bersemangat jihadnya, santri yang berada tidak jauh dari kota Surabaya ikut serta mengusir para penjajah yang mencoba merebut dan menduduki kota Surabaya kala itu. Dengan bermodalkan bambu runcing dan senjata ala kadarnya para santri sanggung melumpuhkan para penjajah.

Berbeda lagi dengan periode masa lalu, santri harus berjuang melawan penjajah secara mati-matian dan bertumpah darah, kini santri juga harus berjuang dalam membela Negara. Era sudah berbeda jauh dengan yang lalu, santri mampu berkembang mengikuti perubahan zaman. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdhlatul Ulama’ yakni Prof Dr. KH. Said Aqil Shiroj mengatakan “Pada era revolusi industri 4.0 ini santri harus kreatif, inovatif dan adaptif terhadap perkembangan zaman sekaligus teguh menjaga tradisi. Meskipun itu harus di kembangan oleh santri tetapi santri tidak kehilangan jati dirinya, menjadi muslim yang berakhlaqul karimah, cinta tanah air, menjunjung tinggi ajaran islam, terutama metode dakwah dan pemberdayaan wali Songo”. (Hari Santri Nasional, 2019)

Kecintaan santri terhadap NKRI tidaklah di ragukan lagi, kiyai bersama para santri telah terbukti konsisten menjaga perdamaian dan keseimbangan yang ada di Indonesia, karena mereka sadar pentingnya konsep bernegara yang baik dan benar. Santri juga sudah terbukti dan akan selalu mengawal kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Berada di garda terdepan berjuang mempertahankan NKRI sebagai bentuk final negara yang berdasarkan Pancasila.

(baca juga: Mengenal Ulama Besar dari Sosok Ahmad Syafii Maarif)

Setidaknya peran santri di era saat ini dalam menjunjung tinggi nilai-nilai NKRI dan dalam membela negara ada tiga yang terpenting yaitu Pertama, ikut berperan menanggulangi faham radikalisme, golongan anti pancasila dan NKRI, hal ini sangat diperlukan karena golongan yang menolak negara Indonesia yang berlandaskan pancasila. Kelompok yang ingin mendirikan sistem khilafah, mereka meyakini bahwa negara Indonesia negara yang thogut artinya tidak mengikuti aturan-aturan islam dan pemerintahannya harus di gulingkan. Oleh karena itu santri harus mampu menyuarakan dan menjadi garda terdepan dalam pembelaan terhadap Kesatuan Negara Republik Indonesia dari berbagai ancaman serta santri harus bisa menyadarkan dan memberi pemahaman kepada masyarakat sekitar yang masih awam sehingga tidak terdoktrin oleh sekelompok golongan yang tidak bertanggung jawab.

Kedua,  ikut serta membantu pemerintah dalam menanggulangi isu isu hoaks, fitnah, ujaran kebencian dan sebagainya, di era saat ini semua orang memiliki gadget. Gadget bisa memiliki kemanfaatan bagi penggunanya, namun juga bisa menjadi petaka bagi orang lain. Banyak berita yang belum ada kejelasanya tetapi sudah menyebar ke berbagai tempat dengan cepatnya, begitu juga sebagai ajang adu domba. Dalam agama islam sangat jelas apabila ada berita yang tidak jelas kenyataannya maka haruslah bertabayyun, mencari kejelasan terlebih dahulu dengan mengusut kebenarannya. Santri harus aktif dalam mengcounter berita-berita yang belum jelas kebenaranya. Setidaknya bisa menahan dan tidak ikut mengeshare informasi tersebut, sebelum adanya kebenaran serta keamanfaatnya. Lebih dari itu, menjadi teladan dan contoh yang baik dengan mengajak, menyerukan kepada yang lain akan lebih bisa mengetaskan  permasalahan besar ini, setidaknya santri bisa memberikan contoh yang baik terhadap orang yang berada disekitarnya.

Ketiga, Santri harus memiliki inovatif yang bisa menciptakan sebagai bentuk berubahnya revolusi Industri 4.0, semua akan lebih mempercepat pekerjaannya, serba internet pun makin canggih. Santri harus mampu menajawab tantangan zaman. Santri di harapkan mampu memenangkan pertarungan global, mengambil peran strategis dan mendedikasikan diri untuk senantiasa siap berkorban dan memiliki kecintaan yang tinggi terhadap tanah air serta mampu mewujudkan kemandirian Indonesia dengan daya saing yang tinggi di dunia. Selain itu santri harus bisa menguasai berbagai bidang strategis, produktif, progresif serta proaktif dalam berbagai hal serta mampu menampilkan model kepemimpinan yang mengedepankan kepentingan bangsa. Melalui inovasi santri yang baik dan jitu negara akan makin kuat dalam bersaing bersama negara lain dengan menyeimbangkan keadaan. Kekuatan santri semakin dibutuhkan, ketekunan dan keteladanan yang dimiliki akan bisa membawa identitas santri menjadi terdepan.

 Santri memiliki posisi yang stategis bagi bangsa dan negara, baik dalam ilmu agama, sosial, hukum, kemasyarakatan, ekonomi dan lainnya. Selain itu, santri harus tetap terdepan dalam membela negara dan mendukung penuh Pancasila sebagai dasar negara yang berasaskan Bhineka Tunggal Ika. Santri harus bisa mendorong kemajuan bangsa, dengan berbagai ilmu yang di dapatkan pastinya bisa bermanfaat untuk negara, terlebih pemerintah sudah banyak memfasilitasi khusus bagi santri.

Pada momen hari santri saat ini, menjadikan kesempatan yang terbaik bagi santri, menunjukkan jati dirinya untuk bisa tampil terdepan membela negara. Melalui ekonomi keummatan, ekonomi kreatif yang sudah di bantu oleh pemerintah kepada para santri yang ada di pesantren seperti pada bidang peternakan, pertanian, pelatihan home industri dan sebagainya. Hal tersebut bisa mendorong para santri agar lebih mengembangkan dan memasarkan hingga tingkat internasional.

Patut kita renungkan lagi peran santri saat ini apakah mampu lebih baik dan lebih bermanfaat bagi negara ketimbang para santri zaman lalu. Tidak lagi bersenjata dan menghadapi orang luar, kini tantangan bagi santri Indonesia harus mampu mengadapi persaingan global, persaingan fikiran dan inovasi inovasi yang terbaik. Segala bentuk apresiasi dan dukungan oleh pemerintah, santri sebisanya memanfaatkan dan mengembangkannya, sehingga santri akan terus berperan aktif dan saling bisa membantu kinerja pemerintah dan ikut serta melindungi dan membela Negara Kesatuan Republik Indonesia.[]

*artikel ini pernah diikutkan lomba dan dianugerahi sebagai juara harapan 3 tingkat Jawa Timur di ajang SBA Institute pada bulan November 2020

*penulis adalah santri Pesantren Nuris Jember, alumni MA Unggulan Nuris tahun 2016

Related Post